Menu Tutup

Himpun Partisipasi Seluruh Pihak, BRGM Gelar Sosialisasi Percepatan Rehabilitasi Mangrove di Provinsi Riau

No:08/SIPERS/BRGM/03/2024
dapat disiarkan segera

Pembukaan Sosialisasi dan Identifikasi Lokasi Indikatif Percepatan Rehabilitasi Mangrove di Provinsi Riau

Ekosistem mangrove memiliki andil yang besar dalam aspek lingkungan maupun ekonomi. Selain berperan dalam siklus hidrologi dan mitigasi perubahan iklim, mangrove juga mampu mencegah terjadinya bencana alam, menyediakan sumber makanan hingga jasa ekowisata bagi masyarakat. Namun, pemanfaatan yang kurang bijak serta alih fungsi lahan dengan berbagai kepentingan tidak jarang terjadi seiring perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk serta meningkatnya kebutuhan masyarakat.  

Dilatarbelakangi kondisi tersebut, Presiden Republik Indonesia memberi mandat kepada BRGM salah satunya untuk melakukan percepatan rehabilitasi mangrove di 9 provinsi prioritas dengan target rehabilitasi mangrove sebesar 600.000 hektar. Riau sebagai salah satu provinsi prioritas BRGM dalam menjalankan tugasnya memiliki target luasan indikatif seluas 7.498 hektar (2024-2027).

Dengan target luasan tersebut, BRGM perlu menggalang dukungan dari para pemangku kepentingan di masing-masing wilayah. Oleh karena itu, BRGM menggelar kegiatan sosialisasi percepatan rehabilitasi mangrove di Provinsi Riau yang dilaksanakan di Hotel Swiss-Belinn SKA Pekanbaru (25/03).

Kegiatan ini dihadiri oleh M Job Kurniawan, SAP, M.Si. selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Rudi Heryanto selaku Kasi TOT Kejaksaan Tinggi Provinsi Riau, pejabat tinggi lainnya, akademisi, NGO hingga pemerintah daerah terkait.

Job Kurniawan mengatakan, “bisa dibayangkan berapa luas daratan yang hilang akibat rusaknya ekosistem mangrove. Formasi mangrove yang seharusnya menjadi barrier atau pengaman terhadap gelombang besar Selat Malaka sekarang telah hilang. Tanah gambut yang rapuh tentu dengan mudah akan terkikis, tersapu gelombang. Bila hal ini terus dibiarkan, tentu saja mempengaruhi kedaulatan negara dengan semakin menyempitnya luas pulau-pulau terluar yang dimiliki Indonesia.”

“Ada 9 provinsi di Indonesia yang mengalami kerusakan mangrove yang cukup tinggi di Indonesia. Dalam perkembangannya, ada arahan khusus dari presiden agar rehabilitasi mangrove tetap dilaksanakan di wilayah lain tapi fokus ke 4 provinsi, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Itulah yang mendasari dilaksanakannya kegiatan Mangrove for Coastal Resilience atau mangrove untuk ketahanan pesisir di Provinsi Riau ini,” tutur Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, M.Si. selaku Sekretaris BRGM yang turut hadir membuka acara.

Pada kesempatan yang sama Job Kurniawan juga mengajak semua pihak, mitra pembangunan dan segenap potensi untuk memberikan dukungan dan dedikasinya bagi kemajuan daerah terutama dalam menjaga kelestarian alam serta mendukung kegiatan rehabilitasi mangrove di Provinsi Riau.

Skip to content