Menu Tutup

Optimis Restorasi Gambut Berkelanjutan, BRGM Libatkan Semua Pihak

No:11/SIPERS/BRGM/05/2024
dapat disiarkan segera

Kunjungan Lapangan Deputi Konstruksi, Operasi, dan Pemeliharaan BRGM, Kepala Dinas Kehutanan Jambi, dan perwakilan provinsi mengunjungi Desa Pandan Sejahtera.

Sinergitas dan kolaborasi dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan restorasi gambut yang optimal dan berkelanjutan. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar kunjungan lapangan dalam rangkaian kegiatan rapat koordinasi teknis restorasi gambut di Desa Pandan Sejahtera, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. 

Desa Pandan Sejahtera, merupakan salah satu wilayah yang rentan akan kekeringan, serta menjadi pemicu kebakaran lahan gambut. Di tahun 2015, titik hotspot di Desa ini mencapai 44 titik, yang menyebabkan ribuan hektar lahan gambut ludes dilahap api. Kerugian ekologi dan ekonomi ditafsir mencapai jutaan rupiah. Desa yang dulu seakan tidak memiliki harapan, justru kini menjadi daerah representative restorasi gambut BRGM. Hal ini tak terlepas dari peranan berbagai pihak mulai dari pemerintah provinsi,hingga masyarakat tingkat tapak.

Kunjungan lapangan ini mengundang perwakilan dari 6 provinsi prioritas gambut yaitu Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua untuk mempelajari restorasi gambut secara sistematis, terpadu dan terintegrasi dengan baik. Harapannya, setelah melihat kondisi restorasi gambut di Jambi, dapat menerapkannya pada masing – masing wilayah. 

Deputi Konstruksi, Operasi, dan Pemeliharaan BRGM, Tris Raditian mengatakan, “Lokasi kunjungan lapangan ini kami pilih, karena Provinsi Jambi telah menjadi pioneer kegiatan restorasi gambut, terutama di Desa Pandan Sejahtera sangat luar biasa mandiri dan begitu kompak, dukungan dari manggala agni, Bhabinkamtibmas, Kepala Dinas Kehutanan Jambi terintegrasi dengan baik. Harapannya dari 6 provinsi yang kami undang kesini mendapatkan pembelajaran dari sini dan dapat menerapkannya pada daerah masing – masing,” ujar Tris. 

Di provinsi Jambi sendiri, BRGM telah berhasil melaksanakan kegiatan restorasi gambut seluas 147.353 hektar terhitung sejak tahun 2016 – 2023. Dalam pelaksanaannya, BRGM menggunakan strategi 3R yaitu Rewetting, Revegetasi, dan Revitalisasi ekonomi. Pada kesempatan ini, kelompok masyarakat Perintis Jaya memperkenalkan beberapa infrastruktur restorasi gambut seperti Alat Pemantau Tinggi Muka Air (APTMA) yang dibangun sejak tahun 2018. 

APTMA berfungsi sebagai early warning system terjadinya karhutla dengan menggunakan sensor tinggi muka air, sensor curah hujan, dan sensor kelembaban tanah. Hasil analisis dari APTMA berguna untuk menginfokan status kebakaran kepada pemerintah daerah, sekaligus sebagai dasar operasi pembasahan lahan gambut, apabila hasil analisis APTMA menunjukkan tinggi muka air tidak mencapai 0,4 meter dari permukaan. 

Anggota kelompok masyarakat Perintis Jaya, juga memperkenalkan sekat kanal sebagai infrastruktur untuk membantu menjaga tingkat kebasahan lahan gambut. Tahun 2017, sekat kanal dibangun secara semi permanen. Setelah terbukti ampuh untuk menahan laju air agar lahan gambut tetap basah, sekat kanal tersebut dibangun secara permanen pada tahun 2022. 

Terhitung sejak tahun 2017 hingga saat ini, telah dibangun 64 unit sekat kanal di Desa Pandan Sejahtera. Dampak sekat kanal ini dibuktikan melalui angka yang berada pada sumur pantau, yang telah dibangun sebanyak 3 unit. Tak hanya itu, di desa ini dibangun juga sumur bor sebanyak 25 unit, guna operasi pembasahan lahan kekeringan dan operasi pemadaman gambut terbakar. 

Selain kegiatan rewetting atau pembasahan yang melibatkan masyarakat, upaya restorasi gambut juga bersinergi dengan lembaga lain seperti BPDAS-HL provinsi Jambi dalam kegiatan revegetasi atau penanaman kembali. Kegiatan penanaman kembali di lahan gambut dilakukan melalui program Kebun Bibit Rakyat (KBR) persemaian pohon jelutung. 

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Ahmad Bestari hadir pada kesempatan ini. Beliau mengatakan, “Kunci kegiatan restorasi gambut adalah mengintegrasikan semua unsur. Di provinsi Jambi, satgas sudah terjaga dengan baik. Kami mengupayakan bagaimana masyarakat tingkat terkecil melakukan upaya patroli sampai ke level satgas yang selalu memonitor lapangan,” ucap Bestari.

Bestari menambahkan, Pemerintah Provinsi Riau bersama BRGM dan Dinas Kehutanan, dalam pelaksanaan restorasi gambut berupaya untuk melakukan pengenalan potensi gambut dan bahaya kebakaran ke sekolah melalui kurikulum muatan lokal gambut. Bestari berharap BRGM terus berlanjut, sehingga restorasi gambut dapat berjalan secara berkelanjutan.

Selanjutnya, pendekatan revitalisasi juga ditempuh dalam merestorasi lahan gambut. Revitalisasi ekonomi bertujuan untuk mengurangi tekanan pada lahan gambut sekaligus memberikan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat yang hidup di sekitar gambut salah satunya, Kelompok masyarakat Perintis Jaya yang mendapatkan paket bantuan revitalisasi mata pencaharian berupa ternak sapi. 

Tahun 2019 lalu, pokmas Perintis Jaya menerima bantuan 10 ekor sapi, namun berkat keuletan para anggota pokmas, kini mereka mampu melakukan ternak sapi sebanyak 72 ekor.  Hasil dari kotoran ternak pun, dikelola oleh masyarakat menjadi pupuk pertanian yang dikelola melalui pertanian yang terintegrasi, yaitu sistem pertanian yang memanfaatkan keterkaitan antara ternak dan hortikultura yang mendukung produksi pertanian dan peningkatan ekonomi. 

“Banyak keuntungan yang kita dapatkan dari restorasi gambut itu sendiri. Sekarang, kami tidak perlu memikirkan kebakaran lagi. Berkat adanya sekat kanal lahan tetap basah.  Rumput – rumput untuk pakan ternak akan selalu tumbuh dengan baik. Harapannya, di masa pimpinan yang baru BRGM tetap berlanjut karena kami masih butuh binaan dari BRGM dan Dinas Kehutanan Jambi,” tutup Warno, ketua Kelompok Masyarakat Perintis Jaya. 

Skip to content