Menu Tutup

Rangkul Generasi Muda, BRGM dan Pemkot Dumai Sosialisasi Penerapan Kurikum  Gambut dan Mangrove Tingkat SD dan SMP

No:05/SIPERS/BRGM/03/2024
dapat disiarkan segera

Sosialisasi Kurikulum Gambut dan Mangrove Tingkat SD dan SMP di Kota Dumai oleh Sekretaris Daerah Kota Dumai, dan Kepala Kelompokj Kerja Edukasi Sosialisasi BRGM beserta jajarannya.

Alih fungsi ekosistem gambut dan mangrove menjadi kawasan industri, tambak, perkebunan dan pemukiman berdampak pada hilangnya fungsi ekosistem gambut dan mangrove, serta mengganggu aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Di wilayah gambut contohnya, budaya masyarakat dalam membuka lahan dengan cara dibakar, menimbulkan kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan bencana asap serta kerugian ekonomi yang cukup signifikan. Lebih parah lagi perusakan hutan mangrove dan pembukaan tutupan lahan gambut menyebabkan pelepasan emisi sehingga berakibat iklim semakin panas. Selain itu, hilangnya mangrove pada wilayah pesisir menimbulkan abrasi yang mengganggu aktivitas nelayan. 

Melihat kondisi ini, pemerintah Indonesia melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melaksanakan mandat presiden melaksanakan percepatan restorasi gambut di 7 provinsi dan rehabilitasi mangrove di 9 provinsi prioritas. Tahun ini, merupakan periode terakhir BRGM sesuai dengan Perpres 120 tahun 2020. Berbagai upaya digencarkan agar restorasi gambut dan mangrove dapat berjalan dengan maksimal dan berkelanjutan.

Dalam pelaksanaannya, BRGM merangkul berbagai stakeholders, dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Dumai guna meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya gambut dan mangrove melalui Sosialisasi Penerapan Pengarusutamaan Edukasi Gambut dan Mangrove Kedalam Kurikulum Merdeka tingkat SD dan SMP di Kota Dumai.

Generasi muda memiliki peran penting sebagai agent of change, ujung tombak kemajuan pembangunan bangsa, khususnya dalam pelestarian lingkungan. Pendekatan edukasi menjadi menjadi pilihan strategis dalam proses membangun pemahaman, menggalang dukungan masyarakat khususnya generasi muda untuk sejak dini menjaga lingkungan serta memperbarui lingkungan khususnya pada ekosistem gambut dan mangrove.

Kurikulum gambut dan mangrove ini telah melalui berbagai rangkaian dari pertengahan tahun lalu. Dimulai dari penguatan pemahaman bersama, membangun kesepahaman menggalang dukungan dan komitmen bersama antara stakeholder terhadap tujuan pengarusutamaan pendidikan lingkungan gambut dan mangrove, pembentukan tim Integrasi pembelajaran gambut dan mangrove pada kurikulum merdeka jenjang satuan pendidikan SD dan SMP di Kota Dumai, dilanjutkan  identifikasi dan kebutuhan konteks dalam hal ini Pemerintah Kota Dumai memilih untuk mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Selanjutnya dilakukan kegiatan evaluasi dan perbaikan modul P5 Tematik gambut dan mangrove, hingga implementasi.

Pada kesempatan ini, Sekretaris Daerah Kota Dumai H. Indra Gunawan, S.IP, M.Si mengatakan “Kami bersyukur bahwa kurikulum gambut dan mangrove telah sampai pada tahap peluncuran dan tahap bimtek untuk implementasi. Kegiatan ini adalah bentuk tindak lanjut antara Kota Dumai dan tim BRGM RI untuk pengarusutamaan kurikulum tematik gambut dan mangrove. Selanjutnya, kami akan melakukan peluncuran dan melakukan penerapan integrasi kurikulum muatan lokal untuk dipelajari oleh anak-anak sejak usia dini,” tuturnya.

Beliau juga menekankan bahwa Pemerintah Kota Dumai sangat mendukung upaya implementasi ke dalam kurikulum pendidikan dasar sebagai  salah satu strategi pengelolaan potensi sumberdaya ekosistem gambut dan mangrove. 

Suwignya Utama, Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM hadir pada kesempatan ini. Suwignya mengatakan, “Kami memandang bahwa edukasi gambut dan mangrove sedini mungkin kepada siswa sangat penting. Hal ini bertujuan agar para pelajar sebagai generasi penerus memahami pentingnya menjaga ekosistem tersebut,” ujar Suwignya.

Suwignya menambahkan, pendidikan lingkungan gambut dan mangrove merupakan salah satu upaya menciptakan generasi yang peduli lingkungan. Pendidikan lingkungan harus dekat dengan permasalahan lingkungan di sekitar siswa dan berbasis pada potensi sumber daya lokal. Harapannya melalui kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove ini, dapat diterima  dihayati, dan tertanam kuat dalam perilaku sehari- hari para siswa untuk melestarikan gambut dan mangrove

Skip to content